Memaksakan kehendak bukanlah solusi untuk pembentukan kepribadian anak yang baik, melainkan menjadikan lawan dari kehendak Anda.
Anak usia 2 tahun ke atas sedikit demi sedikit sudah mulai menunjukkan pribadinya yang mandiri. Tingkah laku yang mulai berani melawan terlihat amat menggemaskan, namun tidak sedikit orangtua yang belum siap untuk bersikap bijak dan justru memarahi mereka. Padahal anak sebenarnya hanyalah meluapkan emosi dari sesuatu hal yang dirasa tidak sesuai dengan keinginannya. Maka dari itu sebagai orangtua yang bijak, yuk kita cari tahu penyebabnya.
1. Menirukan perilaku orangtua
Apa pun yang dilakukan orangtua akan disaksikan anak. Gerak-gerik, perkataan kasar, dan mimik wajah akan direkam dalam memori anak. Mereka sudah bisa mengerti apa saja yang Anda katakan, hanya saja mereka tidak dapat mengungkapkannya dengan benar.
2. Tidak ada saling pengertian
Banyak orangtua yang meremehkan keinginan anak-anak mereka, contohnya saat anak menangis dan melempar mainannya tanpa sebab ketika Anda sedang sibuk. Sebenarnya dia menunjukkan bahwa dia ingin bersama dan hanya ingin mencari perhatian Anda.
3. Kefanatikan orangtua yang terlalu keras
Belum tentu sesuatu yang disukai anak juga disukai orangtua dan sebaliknya. Orangtua harus bisa memahami dan memberi pengertian terhadap anak. Misal, bahwa setelah memegang binatang harus cuci tangan, atau sikat gigi setelah makan coklat. Anak akan lebih bisa mengerti.
4. Terlalu dilarang tanpa sebab
Anak balita pastinya aktif mencari tahu hal-hal baru di sekitarnya. Orangtua kerap khawatir bahwa hal yang dipegangnya akan membahayakan keselamatannya, namun bukan berarti Anda boleh melarangnya tanpa penjelasan.
5. Kurang introspeksi diri
Terlalu keras peraturan hanya menambah dampak buruk pertumbuhan psikologis anak. Pepatah mengatakan buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, jadi janganlah terlalu keras terhadap anak.
Jadi, apa yang harus lakukan ketika si kecil keras kepala?
1. Arahkan anak menuju hal yang positif. Biarkan anak melampiaskan energinya untuk melakukan kegiatan seperti menggambar atau menata puzzle sesuai hobinya secara bersama-sama. Hal ini juga akan menambah kedekatan antara orangtua dan anak.
2. Tahukah Anda jika di usia balita, anak sudah kenal rasa malu? Jika anak Anda dimarahi di tempat umum, maka dia akan merasa malu dan bahkan akan melawan Anda untuk menutupi rasa malunya.
3. Tekanan yang terlalu sering pasti anak tidak menyukainya, dan akan menyebabkannya melawan kepada orangtua. Ajak anak secara perlahan untuk dapat menuntaskan kehendak positif Anda, anak akan lebih tertarik jika dapat melakukan sesuatu hal bersama orangtuanya sebab dia akan mendapat perhatian Anda.
4. Tidak setiap saat anak akan menuruti segala kemauan orangtuanya. Anak juga memiliki suasana hati yang cukup labil. Buatlah hati anak riang, setelah itu berilah nasehat Anda mengenai harapan perbaikan dari kesalahannya.
0 Komentar untuk "Langkah jitu menghadapi anak keras kepala"